Sungguh mengherankan melihat banyak orang mengaitkan egonya dengan produk investasi yang dia beli. Bila seseorang membeli sebuah produk investasi dan produk investasi itu menurun nilainya, seringkali mereka merasa gagal. Tetapi, bukannya menjual investasi tersebut, mereka malah menolak menjualnya hanya karena bila mereka menjualnya, berarti mereka mengakui dan menunjukkan pada orang lain bahwa diri mereka telah gagal.
Dipikiran mereka, bila mereka tidak menjualnya dan malah mempertahankan investasi tersebut, mungkin saja investasi itu bisa naik kembali nilainya, bahkan diharapkam menghasilkan keuntungan. Dan bila itu terjadi, tentu saja kebanggaan dirinya akan muncul lagi.
Sayangnya, investasi tidak peduli terhadap bagaimana perasaan Anda terhadapnya. Secara matematis investasi Anda lebih sulit naik nilainya dibanding untuk turun.
Contohnya begini: Anda berinvestasi ke dalam - misalnya - saham. Harga saham Anda adalah Rp 750,- per lembarnya. Kemudian harga saham Anda turun 50 persen menjadi Rp 375,-. Nah masalahnya, agar saham Anda bisa naik kembali ke harga Rp 750, saham itu harus naik sebesar 100 persen, Jadi, perlu kenaikan sebesar 100 persen untuk bisa mengembalikan kerugian sebesar 50 persen. Inilah sebabnya kenapa produk investasi yang nilainya jatuh seringkali tidak bisa begitu saja naik kembali ke harga awal. Kalaupun bisa, biasanya akan perlu waktu yang sangat lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar